Mengecewakan, satu kata penuh artikulasi. Bisa berarti positif ataupun negatif. Yang jelas ini adalah hal yang tidak baik, secara lebih dalam bisa mengarah kepada suatu yang gagal, buruk dan suatu duka. Secara etimologi dapat berarti : (1) menyebabkan (menjadikan) kecewa; (2) tidak memuaskan; (3) menjadikan tidak berhasil, menggagalkan. Inilah satu kata yang membuat seorang yang lemah akal tanpa karunia sang Pencipta menyadari pentingnya suatu usaha. 'Mengecewakan' akan timbul ketika usaha yang dilakukan minim, effort yang kurang dan tingkat rasa malas yang tinggi. Rasa ini muncul di akhir peristiwa, di ujung dari satu proses yang telah dijalani dalam kurun waktu tertentu.
Hakikatnya, rasa ini merupakan dampak dari kurangnya kesadaran seorang tentang jatidiri asli seorang insan yang harus bergerak, berusaha dalam menggapai satu tujuan. Insan pada fitrahnya diciptakan untuk bersosial, bergerak dan berusaha dalam kesehariannya. Nah, ketika ia telah menemukan artian ini secara utuh, maka rasa kecewa tidak akan muncul. Lahiriahnya, kecewa tetap ada, tapi dalam artian lain, bukan berarti negatif.
Jenis ini adalah varian yang muncul ketika satu tujuan telah dicoba digapai dengan usaha maksimal. Akan tetapi, hasil yang didapat kontradiksi dengan harapan awal. Ini merupakan suatu kewajaran, mengingat hal ini merupakan sifat alami seorang insan. Namun, 'kecewa' jenis ini tidak berlarut dan justru memicu hal positif lain yang akan muncul nantinya. Selain itu, satu hal yang didapatkan dengan usaha maksimal seorang individu akan mengakibatkan individu tersebut puas akan hasil tersebut. Hal ini disebabkan oleh si individu sadar akan taqdir ilahi dan paham akan arti hikmah suatu perkara. Beda halnya, ketika seorang tadi mendapatkan hasil buruk tanpa tiada usaha yang maksimal. Akan timbul rasa 'penyesalan' yang lebih dalam keadaan seperti itu. Sampai saat ini, masih belum bisa diambil satu kesimpulan yang pas untuk menggambarkan rasa 'sesal' ini.
Lebih kurang seperti, agar tidak timbul rasa 'sesal' di akhir, lakukan usaha secara maksimal. Seandainya, perkara tersebut gagal atau berakhir tidak sesuai dengan yang diharapkan, ambil hikmah yang tersirat. Tawakkallah kepada Allah...
Wallahu 'alam.....
0 comments:
Posting Komentar