Seluruh koper dan perlengkapan telah dipersiapkan. Bismillah, dengan bertawakal kepada Allah perjalanan dimulai. Setelah menyelesaikan registrasi di Bandung, kami berangkat menuju Jakarta. Sebelumnya kami mengikuti pembukaan terlebih dahulu di ITB. Dibuka dan diarahkan oleh kak Timin, acara berlangsung lancar dan akan lebih hikmat jika kami tidak telat masuk ruangan. Awalnya kami tidak mengira acara dilangsungkan di tempat tersebut. Akan tetapi, setelah berputar-putar di sekitar lingkungan ITB, akhirnya kami kembali ke ruangan tempat pertama kami datang dan masuk ke dalam ruangan. Ya, itu sedikit cerita dari ITB.
Selepas acara tersebut, kami pulang. Saya kebetulan tidak satu kos dengan teman-teman lain yang 90% cewek (hahay). Saya dan satu teman laki ikut tinggal bersama keluarga di Bandung. Yah, saya pikir memang seharusnya saya ikut sepupu saya. Saya tidak ingin membebani keluarga dengan pengeluaran yang berlebihan. Bahkan, saya mempunyai niat untuk nantinya mencari uang atau berwirausaha (dalam skala kecil) untuk menambah pemasukan dan digunakan untuk keperluan saya selama kuliah. Insya Allah, harapan saya bisa terwujud.
Dengan tergesa-gesa sepupu saya membawa motor karena sebelum berangkat jam dinding telah menunjukkan pukul 08.30 PM sedangkan travel kami berangkat pukul 09.00. Sesampainya di penginapan, mobil travel telah tiba. Sahabat saya yang lain telah menunggu. Hahaha, kebiasan buruk yang harus saya pangkas di sini nantinya, ELEK. Tetapi, Alhamdulillah saya tidak telat. Masih ada waktu 5 menit sebelum keberangkatan.
Mobil pun mulai jalan, saya duduk di depan. Awalnya terasa biasa. Setelah 1 jam berjalan. Pegal dan kaku pun terasa. Ternyata posisi bangku yang terlalu rapat membuat saya sulit bergerak. Hahaha, enakan belakang. Mengalah untuk menang lah, justru dengan sulit tidur saya terus melihat jalan dan bisa tahu sedikit tentang jalur perjalanan. Pada dasarnya, saya kurang cekatan, sulit untuk menghafal jalan, sering nyasar ey. Di sini, saya berusaha untuk lebih sedikit cekatan dari sebelumnya. Di perjalanan, kami berhenti sejenak di salah satu SPBU di tol yang dilewati karena ada yang mau dibuang..
Perjalanan dilanjutkan, setelah menemukan posisi yang pas, saya sempat tertidur (haha). Ternyata, eh si bapa’ gk tw jalan toh. Dia belum pernah ke UT katanya. Dia malah balik nanya, ‘kita bakal lewat tol mana nih?’. Kami cuma bisa bantu kasih alamat seadanya. Alhamdulillah, di tengah jalan, kami bertemu taksi dan bertanya kepada si sopir. Si sopir mengarahkan kami ke tempat tujuan. ‘Dari sini belok kiri terus ntar belok kanan di pertigaan, lurus aja ikutin jalan kira2 4 km sampe’.
Mobil jalan lagi, sekitar 3 km dari tempat pemberhentian tadi, kami ragu dan kembali ke pinggir jalan dan bertanya kepada tukang ojek di sebuah lorong. ‘Owh, UT, di sana terus lurus aja dari sini di sebelah kir ntar keliatan kok, gede’, ungkap si tukang Ojek. Sopir pun injak gas, mobil kembali melaju ke depan sampai akhirnya terlihat sebuah universitas besar dengan label Universitas Terbuka, itu artinya kami telah sampai di ciputat Jakarta/Pamulang, Tangerang Selatan. Alhamdulillah. Tapi, hati belum ‘lego’ karena belum sampai di kamar. Alamat yang diberikan cukup lengkap tapi mungkin karena terletak di lorong kecil, kami sedikit kesulitan menemukannya.
Jalan merica, itu alamatnya. Rt.02 Rw. 015. Sempet bingung dan bertanya-tanya pada orang di sekitar, akhirnya setelah sempat nyasar dan kelewatan kami sampai di tempat kosan Bu Dewi. Berpapasan dengan sebuah counter hp, kami mulai membawa koper dan barang-barang masuk ke kamar. Rombongan awewek untuk malam pertama tidur di kamar bawah. Saya dan satu sahabat lelaki berjalan ke atas dengan membawa koper yang sungguh terasa berat di malam itu (karena rasa lelah). Sesampainya di atas, badan langsung terbujur lemas di atas kasur. Sebelumnya koper di susun di kamar pertama dan kami memutuskan untuk tidur di kamar kedua (sebelah kanan). Kamar ini kapasitasnya lebih banyak, ada kira2 3 kasur di sini. Kamar ini tadinya terpisah dari 2 kamar tapi kemudian digabung menjadi satu kamar.
Kemudian kami tidur di situ dengan kamar dan pintu depan yang belum terkunci/tdk bisa dikunci. Tapi, i.Allah gk ppa lah. Keesokan hari, kami pindah ke kamar bawah karena nantinya ada sktar 8 orang awewek yg ikut gabung ke atas.
Hari pertama, hari kamis merupakan jadwal dimulainya kegiatan outbond. Kegiatan tersebut dimulai jam 01.00 siang dan secara keseluruhan acara tersebut berlansung seru dengan sekelumit cerita dan pengalaman yang akan saya paparkan lebih lengkap di artikel berikutnya.
Secara garis besar, ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya secara pribadi karena telah berada di tangerang bersama teman-teman lainnya dari daerah yang berbeda dan belajar di Universitas Terbuka. Perbedaan ini lah yang membuat suasana semakin hangat dengan keunikan tersendiri yang ditunjukkan oleh duta-duta dari masing-masing daerah. Ciputat, Jakarta adalah saksi dari seluruh pengalaman dan cerita yang saya alami ini. . .